Wednesday 9 April 2014

Askep SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom)

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
http://jayao77.blogspot.com/2014/04/askep-sids.html
SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom) - Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang paling sering dan penting pada anak, terutama pada bayi, karena saluran pernafasannya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah. Disamping faktor organ pernafasan , keadaan pernafasan bayi dan anak juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain, seperti suhu tubuh yang tinggi, terdapatnya sakit perut, atau lambung yang penuh. Penilaian keadaan pernafasan dapat dilaksanakan dengan mengamati gerakan dada dan atau perut.

Ganguan pernafasan pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh berbagai kelainan organic, trauma, alergi, insfeksi dan lain-lain. Gangguan dapat terjadi sejak bayi baru lahir. Gangguan pernapasan yang sering ditemukan pada bayi baru lahir (BBL) termasuk SIDS (Surfactan Infant Dstress Sindrom)

B.  TUJUAN
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memperoleh pengetahuan mengenai SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom)

b.      Tujuan Khusus
a.       Definisi SIDS
b.      Etiology SIDS
c.       Faktor Resiko SIDS
d.      Manifestasi Klinis SIDS
e.       Patofisiology SIDS
f.       Pathway SIDS
g.      Komplikasi SIDS
h.      Pemeriksaan diagnostik SIDS
i.        Asuhan Keperawatan SIDS




BAB II
TINJAUAN TEORI

A.   Anatomi Dan Fisiologi System Respirasi
a.    Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, yang berfungsi sebagai saluran nafas, melembabkan, penyaring udara, pelindung.
b. Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Letaknya adalah di belakang hidung (nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan dibelakang laring (faring-laringeal).
c. Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebrata, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrata srvikalis dan masuk dalam trakea dibawahnya.
d.   Trakea atau batang tenggorok kira-kira kesembilan secntimeter panjangnya.
e.    Bronkus, cabang kanaan lebih lebar serta cenderung lebih vertical daripada cabang yang kiri.
f.     Bronkiolus merupakan awal dari pertukaran gas.
g. Alveoli fungsi utamanya adalah sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida diantara kapiler pulmonary dan alveoli (C. Pearce Evelyn. 256. 2009).

B.   Definisi
Surfactant adalah phospolipid yang terdapat pada paru-paru. Mengontrol ketegangan permukaan paru-paru. Bayi premature sering kekurangan jumlah surfactant yang memadai untuk bernafas tanpa bantuan (B. Curtis glade.430.2009)
SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom) adalah perkembangan yang imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfactant dalam paru (askep pada anak .240. 2006).
C.     Etiology
1.    Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactant.
2.    Bayi prematur yang lahir dengan operasi Caesar.
3.    Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau prematur.
4.    Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram. Sering kali pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. 20% berkembang dengan bronchopulmonary dysplansia (BPD).

D.    Faktor Resiko
a.       Gizi buruk
b.      Ibu perokok
c.       Ibu pecandu obat

E.    Manifestasi Klinis
a.       Pernafasan cepat dan dangkal
b.      Takipnea
c.       Pernafasan merintih
d.      Cupping hidung mengembang
e.       Warna kulit kehitaman
f.       Sianosis

F.     Patofisiologis
Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.
a.       Pada bayi dengan RDS, dimana adanya ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka. RDS pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernafasan karena imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endothelium kapiler yang menyebabkan kolaps paru pada akhir ekspirasi.
b.      Pada bayi dengan RDS disebabkan oleh menurunnya jumlah surfaktan atau perubahan kualitatif surfactan, dengan demikian menimbulkan ketidakmampuan alveoli untuk EKSPANSI. Terjadi perubahan tekanan intra extra thoracic dan menurunnya pertukaran udara.
c.       Secara alamiah perbaikan mulai 24 – 48 jam. Sel sel yang rusak akan diganti. Membran hyaline, berisi debris dari sel yang nekrosis yang tertangkap dan proteinaceous filtrate serum ( saringan serum protein), di pagosit oleh makrofag. Sel cuboidal menempatkan pada alveolar yang rusak dan epithelium jalan nafas, kemudian terjadi perkembangan sel kapiler baru pada alveoli. Sintesis surfactant memulai lagi dan kemudian membantu perbaikan alveoli untuk pengembangan.


G.     Pathway
                  Klik disini => Pathway SIDS


H.    Komplikasi
·         Pneumothorax
·         Pneumodiastinum
·         Pulmonary interstitial dysplasia
·         Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
·         Hipotensi
·         Menurunnya pengeluaran urine
·         Asidosis
·         Hiponatremi
·         Hipokalemi
·         Hipoglikemi
·         Kejang
·         Disseminated intravascular coagulation (DIC)
·         Inveksi sekunder
·         Retinopathy pada prematur


I.    Pemeriksaan Diagnostik
a.       Foto rontgen
b.      Analisa gas darah
c.       Imatur lecithin / sphingomyolin (L/S)





BAB III
Manajemen Klien dengan SIDS

A.  Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada penderita SIDS meliputi:
·         Pengobatan SIDS diarahkan untuk tujuan pencegahan. Bayi yang beresiko tinggi (diidentifikasi sebagai pengalaman hamper mengalami SIDS atau memiliki saudara kandung yang mengalami SIDS) memakai monitor yang dapat memakai monitor yang dapat member sinyal episode apnea.
·         Jika dilaporkan jantung cenderung mengalami disritmia, obat anritmia atau monitor mungkin digunakan.
·         Pencegahan penyebab lain dari bayi mati mendadak antara lain adalah berhati-hati meletakkan bayi agar posisi wajah tidak ke bawah menghadap kasur atau bantal dan usaha-usaha untuk mencegah penganiayaan anak.





BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
a.       Riwayat Maternal
1.      Placental abruption atau placenta previa
2.      Penyakit ibu parah
3.      Stress fetal
4.      Perkiraan usia kehamilan yang tidak tepat

b.      Status infant saat lahir
1.     Bayi premature, sering kekurangan jumlah surfactant yangmemadai untuk bernafas tanpa bantuan.
2.      Operasi Caesar.
3.      Kematangan paru-paru dan system pernafasan bayi.

c.       Cardiovascular
1.      Detak jantung lebih lambat berkisar 60-80 kali per menit.
2.      Mendengarkan dengan stetoskop denyut jantung bayi.
3.      Mur-mur sistolik

d.      Integument

e.       Neurologis


f.       Pulmonary

g.      Pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda dan gejala SIDS, gejala tersebut dapat terjadi pada saat kelahiran atau antara waktu 2 jam.


B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1.      Gangan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfactant
Intervensi:
a.       Memonitor status pernafasan, lapor kepada dokter apabila terjadi keburukan kondisi pernafasan
b.      Mempertahankan suhu netral
c.       Memberikan oksigen sesuai program
d.      Memposisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas

2.      Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi trakea yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan nafas.
a.       Mengatur posisi bayi untuk memudahkan drainage
b.      Lakukan pengisapan lender (suction)
c.       Auskultasi kedua lapang paru
d.      Mengkaji posisi ketepatan alat ventilator setiap jam.

3.      Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat.
a.       Memberikan lingkungan yang kondusif  supaya bayi dapat tidur
b.      Memonitor gas darah sesuai program
c.       Memantau ventilator setiap jam.

4.      Risiko injury berhubungan dengan ketidak seimbangan asam basa: o2 dan Co2 barotrauma (permukaan dinding mukosa) dari alat bantu nafas.
a.       Mengevaluasi gas darah untuk melihat fungsi abnormal pernafasan.
b.      Memonitor komplikasi
c.       Memantau dan mempertahankan ketepatan ventilator / alat bantu nafas.

5.      Risiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan hospotalisasi sekunder dari situasi kritis pada bayi
a.       Menjelaskan semua alat-alat (monitor, ETT/ ventilator) pada orang tua
b.      Mengajarkan orang tua untuk selalu mengunjungi
c.       Mengajarkan orang tuan untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi
d.   Menginstruksikan ibu untuk memberikan ASI dan mengajarkan cara merangsang pengeluaran ASI.

6.   Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tanpa disadari(insensible water loss).
a.       Mempertahankan cairan infuse.
b.   Meningkatkan pemberian cairan dapat dilihat dari hasil output urine, dan jumlah makanan enternal yang didapat.
c.       Memonor urine pada popok.

7.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menelan
a.       Memasang NGT untik pemberian minum
b.      Mengevaluasi abdomen: Auskultasi.
c.       Meninggikan kepala anak saat akan minum
d.      Memantau  sisa makanan/ minuman sebelum memberikan makanan




BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan


SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom) adalah perkembangan yang imatur pada system pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfactant dalam paru. Surfactant adalah phospolipid yang terdapat pada paru-paru. Mengontrol ketegangan permukaan paru-paru. Bayi premature sering kekurangan jumlah surfactant yang memadai untuk bernafas tanpa bantuan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai alveoli. Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.

B.     Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca :
1.       Seorang mahasiswa harus mampu mengetahui pengertian dan penyebab dari penyakit IRDS mengenai pengertian, penyebab, patofisiologi, dan penatalaksanaan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin terjadi
2.      Sebagai bahan masukan bagi lahan praktek untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada penyakit IRDS pada Neonatus, guna menurunkan angka kegawatan dan kematian bayi akibat IRDS.
3.    Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan khususnya disiplin ilmu keperawatan anak, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

C. Pearce Evelyn, 2009, Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Corwin, Elizabeth J. 2009, Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC
dr. B. Curtis Glade, 2009, Panduan Lengkap Kehamilan Anda Dari Minggu ke Minggu, Yogyakarta: golden books
Suriadi, SKp, MSN dan Rita Yulianni, Skp, M.P.si, 2006, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta: PT. Percetakan Penebar Swadaya.




Askep SIDS (Surfactan Infant Distress Sindrom) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Post a Comment